Selasa, 28 Oktober 2014

Ilmu Sosial Dasar# (Task 3)

ILMU SOSIAL DASAR#
(Task 3)

Nama    :   Michael Surya A R
Kelas     :     1IA05
NPM      :    56414635

Pandangan saya terhadap “Stratafikasi(perbedaan tingkatan) di Indonesia”:

Faktor yang menyebabkan statifikasi sosial dapat  tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu. Stratifikasi sosial dapat membantu menempatkan anggota masyarakat. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu. Penghargaan yang tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya.

Stratifikasi sosial dapat terjadi karena di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai yang berupa ekonomi, harta, kekuasaan, jabatan, ilmu pengetahuan, ilmu agama, usia, pangkat, kedudukan, dan sebagainya. Kepemilikan sesuatu yang dihargai tergantung pada usaha, ikhtiar, semangat, dan nasib.

Contoh kasus Stratafikasi di Indonesia, salah satunya ialah:
Orang miskin atau tidak mampu di larang sekolah. Musim baru pendidikan telah tiba membawa serta berbagai hal baru. Ada baju (seragam) baru, sepatu baru, kaus kaki baru dan tas baru. Juga ada sederetan kebijakan baru, baik itu dari pemerintah maupun sekolah. Namun yang lebih penting dari semuanya adalah semangat dan motivasi baru untuk mengefektifkan proses belajar-mengajar demi meraih sukses (gemilang) di musim UAS tahun 2014.
Berhadapan dengan semua kebaruan ini sikap dan posisi batin orangtua siswa tentu bervariasi. Bagi orangtua konglomerat menghadapi musim baru pendidikan dengan label
serba baru bukan masalah. Mereka dengan wajah sumringah memperlihatkan
senyumnya yang bahagia. Biaya sekolah yang mahal bukan perkara yang
sulit bagi mereka. Anak-anak mereka pun tampak riang dan ceria saban hari di sekolah.


Sementara bagi orangtua pegawai biasa, yang ada pada mereka hanyalah semangat untuk membangun optimisme dalam menata hari esok lebih baik. Anak-anak mereka umumnya kadang tampak girang, namun tidak jarang wajah mereka berbalutkan duka mengenang kembali kesahajaan hidup dan kekurangmampuan orangtuanya yang sedang menantikan dengan rindu kedatangan mereka di rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar